Kamis, 11 Juni 2015

Kotaraja Tenggarong




Tenggarong adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Budaya di Tenggarong yang paling terkenal ialah upacara adat Erau. Istilah Erau itu sendiri berasal dari kata eroh yang berarti ramai, riuh dalam artian orang-orang berkumpul, mengadakan ritual, dan untuk hiburan. Menurut legenda,
Erau pertama kali dilaksanakan pada Upacara tijak tanah dan mandi ketepian saat Aji Batara Agung Dewa Sakti ingin bermain keluar saat umur 5 tahun. Setelah Beliau dewasa, Beliau diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama pada tahun 1300-1325 masehi, dan Upacara Erau dilaksanakan, sejak saat itu Upacara adat Erau selalu dilaksanakan tiap tahunnya. 

Susunan pelaksanaan upacara adat Erau yaitu, pertama adalah Menjamu Benua. Menjamu Benua adalah upacara sebagai pemberitahuan kepada Yang Maha Kuasa bahwa Raja/Sultan akan melakukan pesta rakyat dengan memohon keselamatan, yang biasanya dilakukan beberapa hari sebelum upacara adat Erau dimulai. Yang kedua adalah Tempong Tawar. Tempong Tawar dilakukan pada hari pertama pelaksanaan Erau, dimulai dengan mendirikan Ayu, sebagai tanda bahwa tanda Erau telah dimulai. Bersamaan dengan itu dilakukan juga Tempong kepada Sesepuh atau Pejabat untuk mendapatkan keselamatan dalam memimpin Rakyatnya. Yang ketiga adalah Adat dan Kesenian Kutai.

Tata cara pelaksanaan Upacara Adat Erau :
  • Pra Erau
  1. Besawai Pemberitahuan
  2. Beluluh Awal
  3. Menjamu Benua
  4. Merangin
  5. Ngalak Air di Kutai Lama
  6. Ngatur Dahar
  • Erau
  1. Mendirikan Ayu
  2. Bepelas
  3. Menyisiki LEMBU SUANA
  4. Dewa Belian Menjala
  5. Dewa Menunjuk Buah Kamal
  6. Seluang Mudik
  7. Ngulur Naga
  8. Beumban
  9. Begorok
  10. Rangga Titi
  11. Belimbur
  12. Begelar
  13. Merebahkan Ayu
Festival adat sudah, sekarang saatnya Kuliner. Kuliner khas Tenggarong yang umum dijumpai adalah Gangan (sayur) Labu, Gangan Asam Tulang, Pirik Cabe (sambal) Kuini, dan Tunu Jukut Nila. Kalau saya sih sukanya kalau Gangan Labu dimakan bersama dengan Tunu Jukut Nila ditambah dengan Pirik Cabe Kuini (jangan lupa nasinya). 

Saya kira sekian penjelasan saya mengenai Kotaraja Tenggarong, mohon maaf jika ada kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja,

Penulis,


M. Ario Adhitio Suryanata Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar